Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI, Indonesia
Abdullah Hariri (Hamba Allah yang lembut) demikian bapakku berharap seperti apa aku. Kakekku yang bijakpun tak lupa menyertakan harapannya terhadapku dengan menghadiahkan sebuah nama Moenir (yang bersinar terang). Lahir dan besar di tanah pemberani, dibesarkan oleh seorang penjual minyak tanah yang bijak,menjadi piatu sejak usia 2 tahun, namun tak pernah lepas dari kasih sayang orang tua...

16 Oktober 2008

nyawaku di ujung tanduk.....

entah sudah berapa kali dan masih berapa kali lagi Tuhan menempatkan aku pada posisi yang miris. Yang kuingat, saat aku masih dalam kandungan, ketika itu keluargaku sedang berkendara menuju salah satu pondok pesantren di Jombang untuk menjemput kakakku yang belajar disana. Sebuah kecelakaan terjadi, mobil yang kami tumpangi terperosok masuk ke dalam jurang, seluruh penumpang yang ada dalam mobil ikut masuk kedalam jurang, kecuali kakakku yang belum genap sepuluh jari hitungan umurnya entah bagaimana caranya tertinggal di bibir jurang. Segala puji bagiNYA yang menciptakan hidup dan mati, kami semua selamat.
Kemudian, ketika masih dalam hitungan bulan, konon kabarnya akupun sempat menderita muntaber hingga dehidrasi dan harus di rawat di Rumah sakit, masih belum genap pula setahun usiaku. beberapa kali, tajamnya pisau operasi terpaksa menyayat tubuhku.
Pada saat masih taman kanak-kanak sekolahku. Jahitan di dahi dan kaki yang masuk ruji motor sampai harus merangkak kembali sempat pula kualami.
Bahkan pada saat sekolah dasar, sempat pula bersama dengan rombongan rekreasi sekulah dasar ketika perjalanan pulang dari berkunjung ke ponpes gontor dan beberapa tempat wisata mobil yang kami tumpangi sempat terguling beberapa kali hingga berada dalam kondisi kerusakan yang sangat-sangat parah. Namun sekali lagi, Tuhan hanya mengingatkan kami, bahwa jika berkehendak kematian bisa menjadi sangat mudah bagi Dia, demikian pula sebaliknya, atas kehendakNYA pun Dia bisa menyelematkan siapapun dalam kondisi yang bagaimanapun pula........
Belum terhitung pula, ketika penjelajahan melintasi laut dan gunung, di tengah lautan luas, dimana jika Tuhan mempunyai kehendakpun, sangatlah mudah untuk sewaktu-waktu mengambil nyawa kita.
Sungguh bijaksana Rasulullah mewasiatkan 3 wasiat kepada kita, yaitu :
1. Al-Qur'an
2. Al Hadist
3. Kematian

ada sebuah tembang pujian dalam bahasa jawa yang cukup menyentuh

ling iling podo ilingo 
umur siro sabendino dipun sudo
pati iku ora enom ora tuo
juru pati riwa riwi sabendino

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tak Komen....