AREMA INDONESIA
Keberadaan Suporter tidak akan bisa dipisahkan dari Club Sepakbola. Dalam berbagai tingkatannya Club Sepakbola apakah itu ditingkatan kampung, instansi, komunitas, Kota, Negara, ataupun kelompok masyarakat yang lain selalu memiliki pendukung atau suporter seberapapun kecilnya. Dukungan dari luar lapangan oleh suporter ini memberikan tambahan semangat bagi 11 orang pemain yang berlaga di atas rumput untuk mencetak goal sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya agar seminimal mungkin kemasukan bola.
Suatu hal yang menarik bahwa di Indonesia, dukungan besar terhadap sebuah team olahraga hanya terdapat pada olahraga Sepakbola, dan bukan hanya sebatas dukungan dari tribun stadion, namun kebanggaan terhadap club yang dibelanya sudah membentuk fanatisme bahkan di beberapa daerah sudah membentuk sub kulter tersendiri. Lihat saja bagaimana di daerah Malang Raya (Kotamadya Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu) tempat domisili sebagian besar Aremania (pendukung Club Arema Indonesia), Arema sudah menjadi sub kultur tersendiri. Hal ini diperluas di berbagai daerah dimana para migran asal daerah ini berdomisili, dimana pada masing-masing wilayah yang ditinggali mereka akan membentuk komunitas Aremania tersendiri di kawasannya, yang memberikan dukungan dari jauh kepada team yang dipujanya, juga memberikan dukungan kepada team Arema Indonesia ketika berlaga di wilayahnya atau wilayah yang berdekatan dengan wilayahnya, sehingga adanya slogan Arema tidak kemana-mana ada dimana-mana pun menjadi slogan yang tidak asing lagi.
Jargon loyalitas tanpa batas, gelar suporter terbaik yang pernah diberikan kepada Aremania, dan adanya kesadaran tinggi untuk menjunjung tinggi sportifitas dalam membela clubnya menimbulkan applause tersendiri bagi masyarakat asli yang berdomisili dimana para migran dari Malang Raya membentuk komunitas Aremania. Dan pada kelanjutannya, sebagian dari komunitas masyarakat lokal yang notabene kebanyakan adalah pendukung team lokal beralih mendukung Arema Indonesia dan memproklamirkan diri menjadi seorang Aremania.
Besarnya dukungan Aremania di pelosok tanah air, dan bahkan hingga di luar negeri sayangnya berbanding terbalik dengan kondisi finansial dan manajerial di Arema Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 1987 hampir setiap tahun kendala yang sama selalu menghantui team Arema Indonesia (dulu Arema Malang). Dukungan fanatik puluhan ribu Suporter yang kerap membeli tiket dan memenuhi Stadion tempat Arema berlaga nampaknya masih belum mampu memutar roda kehidupan Team secara Maksimal. Biaya pertandingan away, gaji dan kontrak pemain, pelatih dan pegawai, serta biaya operasional lainnya masih belum tertutup oleh pemasukan dari segi tiket dan besaran sponsorship yang masuk. Pemasukan dari sektor merchandise pun nampaknya juga masih belum mampu di optimalkan bukan hanya oleh Arema Indonesia, tapi juga oleh banyak club di Indonesia. Padahal, diluar negeri pemasukan dari sektor merchandise ini menjadi salah satu andalan pemasukan club.
Jumlah puluhan ribu yang kerap hadir memberikan dukungan langsung dan juga masih banyak lagi yang tidak tertampung di Stadion serta yang masih tersebar di luar kota adalah potensi yang luar biasa bagi pengembangan bisnis club. Sektor andalan merchandise adalah kontribusi yang bisa menjadi pemasukan andalan bagi club. Namun, maraknya produksi merchandise baik itu kaos, syal ataupun yang lain menjadi faktor lain yang juga harus diperhatikan oleh pihak manajemen club, putaran ekonomi masyarakat lokal yang cukup besar karena keberadaan club adalah dampak positif yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga mau tidak mau, dari segi merchandise, club harus memikirkan ulang strategi yang digunakan agar perekonomian sebagian masyarakat yang ikut berputar dari merchandise club tidak terabaikan.
Hal lain yang bisa dioptimalkan dan sudah berjalan di beberapa negara sepakbola besar adalah konsep kepemilikan club oleh suporter. Berdasarkan konsep keanggotaan sebagaimana yang diterapkan di Barcelona FC besarnya dukungan Aremania di seluruh Indonesia dan beberapa negara lain menjadi potensi yang luar biasa untuk menjaga kesinambungan club. Dengan beranggotakan 170.000 socios Barcelona FC muncul menjadi kekuatan raksasa di dunia sepakbola. Bukan hanya dari segi prestasi, tapi Barcelona FC juga menjadi salah satu club terkaya di dunia. Barcelona berada diperingkat kedua club terkaya dengan kekayaan 398,1 Juta Euro atau sekitar Rp. 4,831 Trilliun dibawah Real Madrid dengan kekayaan 438,6 Juta Euro atau sekitar Rp 5,322 Trilliun. Uniknya Real Madrid juga club dengan basis keanggotaan dengan 100.000 socios.
Seorang socios pada club Barcelona FC berkewajiban untuk memberikan iuran sebesar 170 euro setiap tahunnya. Sebagai gambaran kapasitas stadion Home Barcelona FC Nou Camp adalah sebesar sekitar 98.000 dengan harga tiket setiap pertandingan reguler liganya sekitar 50-80 euro. Dengan perbandingan tersebut, jika Stadion Kanjuruhan (Home Arema) memiliki kapasitas sekitar 30.000 orang dan harga tiket Rp. 25.000,- maka asumsi untuk Arema Indonesia adalah sekitar 60.000 orang anggota dengan iuran sekitar Rp. 225.000,- pertahun. Dengan angka UMR Kota Malang diatas Rp.900.000 artinya untuk menyisihkan Rp. 18.750 perbulan untuk mencapai Rp.225.000 pertahun adalah angka yang cukup realistis bagi sebagaian besar masyarakat kota Malang.
Dengan mengumpulkan Rp.225.000 dari 60.000 anggota akan terkumpul senilai Rp. 13,5 M. Jumlah yang cukup besar untuk memulai kompetisi disamping potensi pemasukan lain dari tiket yang jika melihat dari musim sebelumnya mencapai kisaran sekitar Rp. 4 M dan ditambah pemasukan dari sponsorship serta pengelolaan merchandise yang baik akan dapat untuk menutup biaya operasional club untuk satu musim kompetisi.
Besaran 60.000 anggota perkumpulan pemilik club juga akan membuka potensi bisnis yang luar biasa serta tawaran menggiurkan bagi investor. Hak untuk memperoleh informasi pertama terkait dengan club yang disosialisasikan secara rutin baik melalui pesan singkat, email, ataupun media cetak yang memiliki pelanggan pasti 60.000 orang akan menjadi tawaran yang menggiurkan bagi sponsorship, belum lagi pengelolaan keuangan, ticketting, dan faktor finansial lainnya menjadikan potensi bagi manajemen club untuk menggandeng pihak perbankan.
Pengelolaan yang profesional, pengawasan terhadap pengelolaan oleh suporter akan meningkatkan kinerja Manejemen Club menjadi lebih baik. Investasi besar yang berasal dari luar juga sangat mungkin untuk diundang dalam meningkatkan asset club. Pembangunan Stadion yang terpadu dengan aktivitas masyarakat terkait dengan sepakbola seperti museum, taman bermain, pasar (plaza) atribut, dll menjadi potensi yang sangat besar dan mampu menciptakan pemberdayaan masyarakat terutama di sekitar stadion.
Dan pada akhirnya, satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah komunikasi yang baik dan kesinambungan antara Club dengan Suporter menjadi satu hal yang juga patut untuk dipertimbangkan pada terwujudnya konsep ini, terutama pada Arema Indonesia.
(Makalah ini disajikan pada Dialog Terbuka Kepemilikan Club Berbasis Suporter yang diselenggarakan oleh PP OTODA FH – UB bekerjasama dengan Satubola.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak Komen....