Umurnya memang belum sepanjang kebanyakan klub mantan perserikatan yang berdiri sejak awal masa berdirinya PSSI, namun antusiasme masyarakat bukan hanya dari Malang Raya atau masyarakat asli Malang Raya yang merantau di tempat lain yang memberikan dukungannya untuk team berlogo Singa ini. Jargon Tidak Kemana-mana tapi dimana-mana bukan hanya isapan jempol, lihat saja ketika kami selesai mendukung Arema Indonesia menghadap Persijap Jepara di Jepara (8 Juni 2011), ketika perjalanan kembali ke Jakarta kami mendapat tumpangan dari rombongan Aremania Wonosobo. Yang mengejutkan adalah fakta bahwa seluruh peserta rombongan Aremania Wonosobo yang memenuhi sebuah minibus tidak satupun warga asli Malang Raya, 100% anggota komunitas Aremania Wonosobo adalah warga Wonosobo asli yang menurut nawak-nawak Aremania Wonosobo sendiri mendapatkan panggilan hati untuk menjadi seorang Aremania.
Membludaknya dukungan terhadap Arema Indonesia dari berbagai tingkatan masyarakat di Tanah Air adalah bukti bahwa Arema Indonesia memiliki sejuta pesona. Karakter “Singo” yang dibawa arek-arek Malang, loyalitas, kreatifitas, dan sportifitas yang dicontohkan oleh Suporter Aremania juga menjadi salah satu faktor pendukung semakin besarnya dukungan bagi team lokal asal Malang ini. Belum lagi di dunia internasional, sebagai contoh pergilah ke Chili, sebagian masyarakat awam disana akan bertanya jika anda mengatakan berasal dari Indonesia, tapi mereka akan menyambut hangat ketika anda mengucapkan kata Arema.
Melihat fenomena tersebut, seharusnya Arema Indonesia juga memiliki pesona yang sama bagi sponsorship dan investor sehingga kasus krisis keuangan yang berulang setiap tahunnya tidak perlu terjadi. Sejak awal musim ini saja, Arema Indonesia yang saat ini operasional pengelolaannya dilaksanakan oleh PT. Arema Indonesia dibawah Yayasan Arema hampir selalu menunggak gaji pemain. Pembayaran gaji yang dilakukan tidak pernah tuntas dan selalu meninggalkan jejak hutang gaji sebelumnya. Hengkangnya Pierre Njanka setelah pertandingan melawan Persija Jakarta pada 9 Januari 2011 lalu seharusnya dijadikan alat evaluasi bagi pengurus dan pengelola Arema. Dengan tunggakan gaji 3 bulan, pemain berhak untuk meninggalkan club tanpa kompensasi apapun. Namun, pada kenyataannya masalah tunggakan gaji ini masih juga berlanjut pada bulan-bulan berikutnya.
Hal ini menjadi kebingungan tersendiri bagi Aremania melihat bagaimana team dengan potensi seperti Arema Indonesia bisa berada dalam kondisi krisis keuangan terus menerus seperti ini. Sinyalemen dan statement pembayaran gaji seolah-olah hanya sebuah bualan terus menerus yang didengungkan oleh pengurus namun tak kunjung direalisasikan. Apakah memang benar tidak ada satupun sponsor dan investor yang berminat terhadap Arema Indonesia? Ataukah ada hal-hal lain yang menghalangi masuknya Investor ataupun Sponsorship ke tubuh team kebanggaan Aremania ini?
Kabar akan masuknya Bakrie sebagai Investor baru Arema Indonesia beberapa saat yang lalu sempat meramaikan media. Berbagai tanggapan pro dan kontra baik dari kalangan Aremania sampai dari pihak-pihak yang tidak punya kapasitaspun meluncur. Melihat dari kedekatannya secara emosional seperti yang pernah disampaikan melalui sebuah kultwit oleh @AremaniJogja beberapa hari yang lalu, bahwa sejak berdirinya Arema, Bakrie memang memiliki kedekatan dengan Arema. Peran serta Bakrie dalam mendukung Arema terutama dari segi pendanaan bukan hanya kali ini saja, namun sudah berlangsung sejak berdirinya Arema pada 1987. Bahkan, pada musim ini, Bakrie Group juga masuk sebagai Sponsor Arema melalui 2 anak perusahaannya yaitu Ijen Nirwana dan Surabaya Post yang logonya melekat di Jersey pemain Arema Indonesia. Kegilaannya terhadap Sepakbola memang bukan barang baru bagi masyarakat sepakbola di Indonesia, pembelian beberapa club di luar negeri menjadi pertanda akan hal ini. Belum lagi kepemilikannya terhadap Pelita Jaya yang sudah berlangsung sejak masa kompetisi Galatama. Secara prestasi, Pelita Jaya memang tidak prestisius seperti club-club besar lainnya, juga tidak Royal dalam membelanjakan pemain. Namun, munculnya pemain-pemain muda berbakat secara terus menerus menjadi satu indikasi bahwa ada proses pembinaan dan pelatihan yang berjalan.
Setelah 1-2 Minggu yang lalu kabar akan masuknya Bakrie sebagai investor Arema sempat meramaikan media, bahkan dikatakan prosesnya sudah mencapai 95% deal seolah-olah termentahkan ketika tadi malam, para pemain berkumpul di Kota batu untuk menerima pembayaran 3 bulan gaji yang tertunda. Disebutkan, sumber pembayaran gaji ini berasal dari para pengusaha Malang baik yang berada di Malang maupun di luar Malang yang peduli terhadap Arema. Yang menarik lagi, duo Nur ( Ketua Yayasan M. Nur dan Direktur Bisnis Siti Nurjannah) hadir pada acara tersebut dan seolah-olah memiliki peranan penting. Duo Nur yang selama sembilan bulan terakhir ini seolah-olah hilang ditelan bumi ketika para pemain menagih janji, akan tetapi cukup lantang berada di Barisan Kelompok 78 pada Kongres PSSI tiba-tiba saja hadir dan berperan dalam terlunasinya gaji pemain.
Wal hasil, pembayaran gaji pemainpun berbuntut panjang. Malam dibayar, paginya pengawas Yayasan Bambang Winarno yang juga Dosen FH Unibraw mengeluarkan pernyataan. Di dampingi Pelaksana Harian Abriadi Muhara dan Putra pendiri Arema (Alm. Acub Zainal) Sam Ikul, menyampaikan usulan pemecatan terhadap ketua Yayasan Arema M. Nur. Usulan ini untuk ditindaklanjuti oleh Pembina Yayasan Rendra Kresna. Hal ini menjadikan pertanyaan baru bagi Aremania, ada apakah sebenarnya dibalik ini semua. Asisten Pelatih Tony Ho dalam akun facebooknya bahkan menyatakan “LOYALITAS DIUJI OLEH SEGEPOK UANG PLASTIK BERWARNA MERAH” , bahkan dalam salah satu komentarnya dia menyampaikan lagi bahwa “MANUSIA BUTUH UANG,TP UANG BUKANLAH SE GALA2NYA APABILA INGIN MENGHIANATI PERSAUDARAAN, CUIH” .
Sejuta pesona Arema Indonesia benar-benar memabukkan. Banyak pihak yang berminat terhadap Arema Indonesia seharusnya membuat nilai tawar Arema semakin tinggi. Mudah-mudahan dugaan kami bahwa ada pihak-pihak yang mencoba mencari keuntungan atau memiliki kepentingan sendiri terhadap masuknya investor adalah hal yang salah. Mudah-mudahan hanya belum ketemu deal mekanisme yang tepat. Semoga saja, Sejuta Pesona Arema Indonesia akan mendatangkan Sejuta Sponsor dan Investor. (lek).
posted on : http://olahraga.kompasiana.com/bola/2011/06/14/sejuta-pesona-arema-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tak Komen....