Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI, Indonesia
Abdullah Hariri (Hamba Allah yang lembut) demikian bapakku berharap seperti apa aku. Kakekku yang bijakpun tak lupa menyertakan harapannya terhadapku dengan menghadiahkan sebuah nama Moenir (yang bersinar terang). Lahir dan besar di tanah pemberani, dibesarkan oleh seorang penjual minyak tanah yang bijak,menjadi piatu sejak usia 2 tahun, namun tak pernah lepas dari kasih sayang orang tua...

20 September 2008

Malam 21

Tak terasa, ramadhan ini sudah menginjak malam ke-21. Ah, nikmat ramadhan memang bener2 membuai. Betapa Allah mencintai kita manusia, sehingga kita diberikan kesempatan untuk menyantap segala macam hidangan ramadhan yang nikmatnya tiada tara. Ada menu tadarus yang jika kita lakukan di bulan ini, sungguh nikmatnya tiada tara, belum lagi puasa, sungguh sangat menyentuh dahaga kita, jiwa kita yang kering selama 11 bulan sebelumnya, yang banyak diisi dengan dengki, hasud, perselisihan, di bulan ini dengan puasa kita menahan segala lapar, haus, dan kebencian, kita belajar rasa ikhlas untuk memberi, kita belajar rasa ikhlas untuk menerima.

Seorang rekan mengirim email kepada saya, bahwa sepanjang hidup kita Tuhan hanya memanggil kita 3 kali yang pertama adalah adzan.....
akan tetapi Tuhan tidak seketika marah ketika kita tidak segera menyahut dengan mengambil wudlu, kita masih menunda untuk meeting, untuk kelarin ini itu, bahkan untuk tidak ngapa2in, atau bahkan kadang2 kita tidak penuhi panggilannya di satu dan lain waktu.

Panggilan yang kedua adalah Haji/Umroh. Kali ini Tuhan benar-benar memanggil, kita yang mendapat panggilannya entah dengan rencana atau tidak, akan datang memenuhinya, ada yang tidak punya uang bisa punya uang, ada yang tidak terencana tiba-tiba berangkat, ada pula yang memang sudah direncanakan dengan seksama.....

Dan panggilan yang ketiga adalah KEMATIAN, saat kita musti mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini.....

disamping ketiga panggilan tadi, Tuhan menyediakan Ramadhan ini sebagai pilihan bagi kita, apakah kita akan mengisi Ramadhan ini untuk mengisi lapar ruhani kita dengan sajian2 ibadah, untuk mengisi dahaga hati kita dengan hidangan2 dzikir, atau kita tidak mengisinya dengan apa2? semua terserah kita.....

1 komentar:

  1. halooo nir...

    wahh...panggilan ke-tiga itu yang menakutkan khususnya gae awak dewe' iki sing durung nduwe sangu sing cukup gae menjalani kehidupan yang kekal nanti....

    BalasHapus

Tak Komen....